Blora, Harianblora.com - Dwi Mining Swastatik, Ketua Komunitas Perantau Blora (Kopra) di Hongkong, mengatakan bahwa modal utama jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah pintar Bahasa Inggris. Hal itu diungkapkannya, Kamis (15/1/2015) kepada Harianblora.com. "Kalau modal utama jadi TKI ya harus pintar Bahasa Inggris," tuturnya.
Menurut perempuan asal Jepon, Blora, tersebut, banyaknya TKI yang mendapatkan marahan dari majikannya karena mereka lemah bahasa Inggrisnya. Selain itu, kesehatan juga menjadi catatan penting bagi warga Blora yang berminat menjadi TKI.
Dwi juga mengatakan, suka-duka menjadi TKI sangat menginspirasinya, terutama dengan adanya Kopra sebagai perekat warga Blora yang menjadi TKI di Hongkong. Ia mengaku, setiap kangen dengan keluarga akan menelepon keluarga. "Biasanya saya ya telepon pakai video call agar mengobati rasa rindu," bebernya.
Bagi perempuan ini, negara paling aman untuk dijadikan tempat bekerja adalah Hongkong. Apalagi, lokasi Hongkong yang terkenal dengan Kota Beton itu bisa dijangkau dalam waktu 1 jama saja. "Meskipun di sini kebanyakan oranganya non muslim, namun bagi kami yang Islam masih diberi hak beribadah," jelasnya.
Negara paling aman, katanya, adalah Hongkong, lebih baik daripada Arab negara lain. "Saya sudah membuktikannya sendiri," tukas dia.
Mbak Dwi, sapaannya, juga mengaku bahwa TKI paling banyak di luar negeri adalah dari wilayah Jawa Timur. "Kalau yang dari Jawa Tengah itu ya Indramayu, Purwokerto dan Cilacap. Kalau Semarang, Blora, Pati tidak terlalu banyak," tandasnya.
Bagi warga Blora yang mau jadi TKI, diharapkan memang pandai Bahasa Inggris. "Itu syarat mutlak," katanya. Ia berharap, saat ia pulang ke kampung halaman nanti, anaknya bisa sukses. "Saya juga berharap, Kopra tidak ada halangan dalam kumpul-kumpul dan mampu merekatkan warga Blora," katanya. Pokoknya, lanjutnya, solidaritas tanpa henti, Beton City is the best. (Red-HB12/Foto: Kopra).
Warga Blora yang terhimpun di Kopra Hongkong. |
Dwi juga mengatakan, suka-duka menjadi TKI sangat menginspirasinya, terutama dengan adanya Kopra sebagai perekat warga Blora yang menjadi TKI di Hongkong. Ia mengaku, setiap kangen dengan keluarga akan menelepon keluarga. "Biasanya saya ya telepon pakai video call agar mengobati rasa rindu," bebernya.
Bagi perempuan ini, negara paling aman untuk dijadikan tempat bekerja adalah Hongkong. Apalagi, lokasi Hongkong yang terkenal dengan Kota Beton itu bisa dijangkau dalam waktu 1 jama saja. "Meskipun di sini kebanyakan oranganya non muslim, namun bagi kami yang Islam masih diberi hak beribadah," jelasnya.
Negara paling aman, katanya, adalah Hongkong, lebih baik daripada Arab negara lain. "Saya sudah membuktikannya sendiri," tukas dia.
Mbak Dwi, sapaannya, juga mengaku bahwa TKI paling banyak di luar negeri adalah dari wilayah Jawa Timur. "Kalau yang dari Jawa Tengah itu ya Indramayu, Purwokerto dan Cilacap. Kalau Semarang, Blora, Pati tidak terlalu banyak," tandasnya.
Bagi warga Blora yang mau jadi TKI, diharapkan memang pandai Bahasa Inggris. "Itu syarat mutlak," katanya. Ia berharap, saat ia pulang ke kampung halaman nanti, anaknya bisa sukses. "Saya juga berharap, Kopra tidak ada halangan dalam kumpul-kumpul dan mampu merekatkan warga Blora," katanya. Pokoknya, lanjutnya, solidaritas tanpa henti, Beton City is the best. (Red-HB12/Foto: Kopra).
0 comments:
Post a Comment