Blora, Harianblora.com - Kalau Jumatan, jangan mencuri dan menukar sandal. Hal itu diungkapkan M Ikhrom, Ketua Takmir di salah satu masjid di Kabupaten Blora. Saat ini, meskipun orang Islam, kadang banyak yang teledor. "Entah sengaja menukar atau memang tidak sadar," ujarnya, Jumat (23/1/2015).
Sebagai umat Islam, katanya, kalau Jumatan itu ya berbuat baik. "Ibadah itu input, kalau out putnya ya berbuat baik pada orang di sekitar, menyapa, menyenangkan orang lain, juga bersedakah," jelasnya.
Selaku takmir masjid Baitul Muttaqin, ia mengatakan sudah banyak kasus kehilangan sandal di masjidnya. "Dulu pernah ada orang Semarang yang mampir Jumatan di sini, ia mengaku kehilangan sandal," paparnya kepada Harianblora.com.
Banyak orang berpedoman "yang baik dipakai yang jelek ditinggal" menjadi prinsip menukar sandal ketika Jumatan. "Itu kan hanya guyonan, jadi tidak boleh digunakan pijakan untuk menukar sandal. Harga sandal berapa sih? Kok sampai diiwangi nyolong-nyolong segala," katanya.
Agama apa saja, ujar dia, sangat melarang keras pemeluknya mencuri. "Apalagi Islam, yang mengajak berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar," tegas Ikrom yang juga khatib Jumat tersebut.
Ia berharap kepada semua umat Islam di Blora melakukan perbuatan baik di mana saja. Harga sandal tidaklah seberapa dengan harga diri. "Jangan pertaruhkan harga diri kita hanya karena sandal," pungkasnya. (Red-HB19/Foto: Harianblora.com)
Sebagai umat Islam, katanya, kalau Jumatan itu ya berbuat baik. "Ibadah itu input, kalau out putnya ya berbuat baik pada orang di sekitar, menyapa, menyenangkan orang lain, juga bersedakah," jelasnya.
Selaku takmir masjid Baitul Muttaqin, ia mengatakan sudah banyak kasus kehilangan sandal di masjidnya. "Dulu pernah ada orang Semarang yang mampir Jumatan di sini, ia mengaku kehilangan sandal," paparnya kepada Harianblora.com.
Banyak orang berpedoman "yang baik dipakai yang jelek ditinggal" menjadi prinsip menukar sandal ketika Jumatan. "Itu kan hanya guyonan, jadi tidak boleh digunakan pijakan untuk menukar sandal. Harga sandal berapa sih? Kok sampai diiwangi nyolong-nyolong segala," katanya.
Agama apa saja, ujar dia, sangat melarang keras pemeluknya mencuri. "Apalagi Islam, yang mengajak berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar," tegas Ikrom yang juga khatib Jumat tersebut.
Ia berharap kepada semua umat Islam di Blora melakukan perbuatan baik di mana saja. Harga sandal tidaklah seberapa dengan harga diri. "Jangan pertaruhkan harga diri kita hanya karena sandal," pungkasnya. (Red-HB19/Foto: Harianblora.com)
0 comments:
Post a Comment