Salah satu kegiatan mahasiswa PGSD. |
Semarang, Harianblora.com – Sejak tahun 2009, jurusan PGSD lebih diminati mahasiswa asal Blora
dan beberapa derah lain, seperti Pati, Rembang, Kudus, Demak dan Semarang.
Selama ini sudah banyak pelajar asal Blora yang menjadi mahasiswa PGSD di
berbagai perguruan tinggi, seperti PGSD di Jawa Tengah.
Pada
SNMPTN 2014, pendaftar prodi PGSD sangat tinggi. Di antara puluhan prodi
di Perguruan Tinggi Negeri/PTN, prodi PGSD masuk deretan 10 prodi paling diminati dan menjadi primadonan. PGSD menempati peringkat keempat jurusan
paling diminati dengan 81.181 pendaftar. Dari 10 jurusan itu, PGSD menempati peringkat tertinggi jika dibandingkan dengan jurusan pendidikan guru lainnya.
Sedangkan data Panlok 42 Semarang Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Nasional (SBMPTN) 2014 menyatakan peminat tertinggi terjadi pada prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang mencapai 3.396 orang. Padahal, kuota yang disediakan
untuk jalur tes tertulis hanya 112.
Mereka kuliah jurusan PGSD karena dinilai seleksi CPNS
formasi guru SD sangat banyak. Mereka kuliah di beberapa kampus yang ada
jurusan atau program studi PGSD, seperti PGSD Unnes, PGSD UPGRI Semarang, PGSD
Undaris Semarang, PGSD Unissula Semarang, PGSD UMK Kudus, PGSD UKSW Salatiga,
PGSD IKIP PGRI Madiun, PGSD UNS, PGSD UNY dan sebagainya.
Selaku lulusan PGSD, Dian Marta Wijayanti, sarjana kelahiran
Blora, mengaku sejak ia kuliah tahun 2009 sudah banyak mahasiswa asal Blora
yang memilih jurusan PGSD. “Banyak teman saya yang sudah menjadi PNS maupun
CPNS. Tahun ini saja, banyak teman-teman alumni PGSD diterima di berbagai
seleksi CPNS, seperti di Kota Semarang, Blora, Kabupaten Kudus, Pati dan
sebagainya,” ujarnya kepada Harianblora.com, Senin (5/1/2015). Ia mengaku,
tidak hanya pemuda yang orang tuanya guru, namun jurusan PGSD saat ini menjadi
primadona berbagai kalangan.
Rata-rata, seleksi CPNS formasi umum paling banyak adalah
guru SD. Di Kabupaten Blora, tahun 2014 kemarin ada 16 formasi guru SD. Sedangkan
formasi lain hanya 10 ke bawah, bahkan ada yang hanya 1 formasi. “Inilah
penyebab membludaknya mahasiswa PGSD. Di Semarang sendiri, banyak sekali
mahasiswa PGSD asal Blora, bahkan membuat persatuan sendiri,” ujar penulis buku
Siapkah Saya Menjadi Guru SD Revolusioner tersebut.
Menjadi PNS, menurut alumni SMA Negeri 1 Blora tersebut
masih menjadi parameter kesuksesan masyarakat Blora. “Saya yakin, sebentar lagi
akan ada jurusan PGSD berdiri di Blora selain PGSD Universitas Terbuka,” papar
Asesor USAID Prioritas Jateng itu. Kalau sudah diterima CPNS di daerah selain
Blora, katanya, meskipun ia kelahiran Blora akan ditekati hijrah. “Saya sendiri
menetap di Semarang karena ditugaskan di Kota Semarang,” jelasnya.
Dian berharap, semakin banyaknya peminat jurusan PGSD, harus
diimbangi dengan perbaikan sistem pendidikan di LPTK. “Boleh membuka jurusan
atau prodi PGSD, namun antara input dan output harus imbang. Pasalnya tidak
mungkin semua lulusan PGSD jadi PNS semua, apalagi Blora hanya membuka sekitar
kurang lebih 20 an PNS guru SD pertahun,” terangnya.
Daya tarik peminat jurusan PGSD semakin tinggi karena masa
depan guru SD dianggap menjanjikan. Apalagi daya tarik menjadi PNS, jaminan pensiun
dan sertifikasi masih menjadi motivasi mahasiswa memilih jurusan tersebut.
Terpisah, Jefrey Oxianus Sabarua, Ketua Program Studi PGSD Universitas Halmahera, menilai peminat jurusan PGSD sejak munculnya UUGD tahun 2005 sangat lah tinggi. "Dulu, guru SD cukup DII PGSD, namun karena UUGD tersebut, semua guru SD atau MI harus minimal lulusan S1 PGSD," ujarnya.
Dosen muda tersebut juga menilai, peminat yang semakin tinggi harus menjadikan para mahasiswa aktif dalam mencari pekerjaan. "Semua yang kuliah di prodi atau jurusan PGSD harus kreatif, tidak mengandalkan ijazah saja," jelasnya. (Red-HB20/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment