Blora, Harianblora.com – Galau. Ya, demikian kondisi
sejumlah guru di Kabupaten Blora. Pasalnya, akibat dana sertifikasi
disunat, guru di lingkungan Kemenag Blora galau.
Seharusnya para guru di lingkungan Kantor Kementrian Agama (Kemanag) Kabupaten Blora mendapatkan dana tunjangan sertifikasi full, namun mereka dikenai potongan uang sebesar Rp.50.000 perbulannya untuk disetorkan kepada koordinator di masing-masing kecamatan.
Seharusnya para guru di lingkungan Kantor Kementrian Agama (Kemanag) Kabupaten Blora mendapatkan dana tunjangan sertifikasi full, namun mereka dikenai potongan uang sebesar Rp.50.000 perbulannya untuk disetorkan kepada koordinator di masing-masing kecamatan.
Salah satu guru Mts di Blora yang tidak mau
menyebutkan namanya mengaku selama Desember 2014 telah terjadi pemotongan dana
tunjangan sertifikasi. Dana tersebut, sudah caur dab masuk rekening para guru
berkaitan yang mendapatkan sertifikasi, namun mereka diwajibkan untuk untuk
menyetor uang sebesar Rp.50.000 perbulan kepada koordinator kecamatan.
“Setiap guru menyetorkan dana kepada KKG dan atau
MGMP. Besarnnya 50 ribu, dan jika di rapel setahun ya 600 ribu,” jelasnya
kepada wartawan. Hal itu disampaikan pada Kamis (08/01/2015) saat ia galau
akibat penyunatan tersebut.
Dana tersebut, disetorkan kepada Kelompok Kerja Guru
(KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebesar Rp 50.000. Guru yang
enggan menyebutkan namanya tersebut mengaku, belum tahu secara jelas dana Rp
50.000 itu untuk apa. “Saya tidak tahu dana itu untuk apa, untuk kegiatan apa.
Paling ya masuk ke kantong pimpinan. Tanyakan kepada koordinator kecamatan dan
pimpinan aja mas” paparnya.
Ia juga mengatakan, hal itu sudah menjadi hal biasa
setiap bulan di setiap tahun meneria dana sertifikasi. Ia mengaku tidak berani
melakukan apa-apa, karena takut dan tidak berani memrotes. “Kalau itu merupakan
perintah pimpinan dimasing-masing kecamatan, kita sekedar guru ya tidak berani
menolak. Takut semua, kita cuma beraninya di belakang,” terangnya singkat.
Guru tersebut bersama para guru lain merasa galau
karena belum jelas alasan pemotongan uang itu untuk. Namun ia juga mengatakan,
jika jelas untuk apa dan lari ke mana, ia juga tidak ada masalah. Yang paling
penting, menurutnya adalah transparansi dan keterbukaan. (Red-HB18/Foto:
Harianblora.com). Baca juga:Ini Lo Kronologi Pemerkosaan Mahasiswa Unnes dengan Siswi SMA Kendal.
0 comments:
Post a Comment