Oleh Dr Teguh Supriyanto, M.Hum
Penulis adalah Dosen Sastra di Unnes Semarang dan Direktur Politeknik Banjarnegara
Dr Teguh Supriyanto, M.Hum |
Menulis
merupakan keterampilan proses, sebuah katerampilan berbahasa yang sangat
dibutuhkan pada masa sekarang. Oleh karena
itu, kemampuan menulis tidak dimiliki dengan sendirinya. Kemampuan ini
memerlukan waktu yang lama untuk diperolehnya. Dengan berlatih menulis secara
terus menerus, seseorang dapat memperoleh kemampuan menulis. Pandangan yang menyatakan bahwa menulis itu
merupakan bakat bisa jadi menjadi mitos manakala tidak dipraktikkan. Bagaimana
kita tahu bahwa kita berbakat menulis tanpa mencobanya?
Kegiatan
menulis sebenarnya adalah kegiatan mengekspresikan ide-ide dan gagasan melalui
bahasa tulis. Di samping berlatih secara terus menerus, dalam menulis juga
diperlukan kreativitas. Oleh karena itu, menulis sebenarnyalah kerja kreatif.
Mengapa
seseorang perlu menulis? Seseorang yang kreatif dan profesional di bidangnya
membutuhkan alat untuk menyalurkan gagasan-gagasannya. Dengan demikian kerja
menulis juga dapat dikatakan sebagai kerja menuangkan gagasannya yang ingin
disebarkan kepada teman sejawat atau masyarakat umum. Inilah sebenarnya tugas
seorang intelektual, yaitu menyebarkan gagasan pikirannya kepada khalayak.
Dengan demikian, tidaklah aneh jika sekarang seorang guru dituntut harus mampu
menulis artikel di media.
Ciri-ciri guru profesional adalah mampu
mengkomunikasikan pengetahuannya dengan teman sejawat melalui hasil karyanya
yaitu tulisan ilmiah. Itulah sebabnya, seorang guru yang mau naik pangkat harus
mampu menulis karya ilmiah dan dimuat dalam jurnal ilmiah. Dengan peraturan
tambahan, sekarang guru bukan saja menulis artikel ilmiah di jurnal tetapi
harus mampu menulis karangan ilmiah populer di media massa. Hal ini sesuai
dengan tuntutan mengenai profesionalisme berkelanjutan guru.
Persoalan
muncul manakala seorang tidak terbiasa menulis. Mereka akan kesulitan
menentukan mulai dari topik apa yang akan ditulis sampai pada persoalan dimana
tulisan ini dipublikasikan. Makalah ini mencoba mengurai persoalan yang pertama
karena justru dalam persoalan itu banyak masalah teknis yang harus dipecahkan
terlebih dahulu. Persoalan kedua memang sangat penting namun persoalan ini
berkait dengan kualitas serta kaidah selingkung media yang akan mempublikasikan
hasil tulisan tersebut.
Dalam
paper ini dibahas prinsip yang paling
mendasar, yaitu persoalan jenis artikel di
media massa, yaitu
karangan ilmiah populer dan prinsip-prinsip menulis karangan ilmiah populer.
Pandangan ini didasarkan pada asumsi bahwa peserta seminar ini sudah menguasai
bagaimana menentukan topik karangan, bagaimana mengembangkan topik tersebut
menjadi kerangka karangan, serta menyelesaikan karangan tersebut ke dalam artikel (ilmiah popular) di media.
Pertama-tama dibahas mengenai berbagai istilah mengenai artikel
populer. Artikel media massa
disebut juga artikel popular. Istilah pertama berhubungan dengan karya
ilmiah populer. Karya ilmiah populer sebenarnya bagian dari karya ilmiah.
Dengan demikian, istilah artikel berhubungan dengan karya tulis. Jelasnya,
karya tulis ilmiah disebut artikel ilmiah. Karya tulis ilmiah populer sama
dengan artikel ilmiah populer. Artikel disebut ilmiah karena ditulis dengan
cara dan prinsip ilmiah. Misalnya, isi artikel ditulis dengan teknik
argumentatif (pernyataan kebenaran karena didukung oleh fakta/data atau
didukung oleh teori yang jelas), sistematis (penyajiannya dimulai dengan bagian
pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, masalah, tujuan, manfaat, teori
yang mendukung, bagian isi atau pembahasan, bagian penutup, dan daftar
pustaka), metodologis (penarikan data dan analisis datai didukung dengan teori
atau konsep-konsep yang jelas dengan teknik yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah). Bahasa artikel ilmiah yang digunakan adalah bahasa baku. Bahasa
baku bersifat denotatif. Perbedaan yang paling mencolok dengan artikel ilmiah
populer terletak pada bahasa. Bahasa yang digunakan pada artikel ilmiah populer
adalah bahasa populer. Artinya, bahasa populer adalah bahasa yang komunikatif
dan sudah dikenal masyarakat awam.
Jenis artikel lain adalah artikel populer. Artikel populer merupakan
salah satu jenis karya ilmiah populer. Disebut salah satu jenis karena terdapat
jenis artikel lain yang tergolong sebagai karya ilmiah populer. Kita juga
sering mendengar dan membaca istilah tulisan jurnalistik. Dalam beberapa
pustaka, tulisan jurnalistik tidak melulu tulisan berita tetapi juga ada
artikel, esai, dan feature.
Gamblangnya, artikel populer dapat juga disebut sebagai jenis artikel ilmiah
populer tetapi juga boleh disebut salah satu jenis tulisan jurnalistik.
Istilah esai didefinisikan sebagai karangan yang sedang panjangnya,
biasanya ditulis dalam bentuk prosa, yang mempersoalkan suatu persoalan secara
mudah dan sepintas lalu. Persoalan tersebut merupakan persoalan yang merangsang
hati penulis. Esei umumnya memaparkan persoalan dari bahan tulisan yang
dipersoalkan kembali dan tidak dicari jalan keluarnya. Ia dipaparkan dengan
cara terbuka, artinya pembaca disodori persoalan tersebut.
Tulisan feature merupakan
jenis tulisan kreatif yang dirancang untuk memberi informasi sambil menghibur
tentang suatu kejadian, situasi, atau aspek kehidupan seseorang. Selanjutnya, menyitir pendapat
Williamson dinyatakan bahwa
tulisan feature setidaknya mengandung
unsur kreativitas (dalam penciptaannya), informatif (isinya), menghibur
(gayanya), dan subjektif (penuturannya). Williamson menganggap bahwa ketiga
unsur kreatif,
informatif, dan menghibur mutlak ada. Selanjutnya Williamson menggolongkan jenis feature ke dalam tiga jenis, yaitu news feature, knowledge feature, dan human
feature. Unsur subjektif mestilah ada pada jenis human feature. Dijelaskan bahwa news
feature diambil dari berita (hard news). News feature lebih menekankan pada
kejadian atau peristiwa beserta proses timbulnya peristiwa tersebut.
Feature pengetahuan (knowledge feature) berisi informasi yang
lebih ilmiah karena data dan informasi lebih lengkap tentang suatu pengetahuan.
Ciri jenis feature ini adalah kedalaman pembahasan materi dan keobjektivan
pandangan penulisnya. Ia disajikan secara deskriptif. Human feature lebih menonjolkan pada situasi yang menimpa seseorang
dengan cara penulisan yang menyentuh.
Istilah artikel itu sendiri muncul untuk menunjuk pada jenis tulisan
yang berisi sikap atau pendirian penulis yang disertai alasan dan bukti sebagai
pendukung pendirian tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ratikel itu tulisan yang
berisi fakta suatu peristiwa berikut masalah yang disertai argumentasi berdasar
teori keilmuan dan bukti yang mendukung fakta tersebut. Oleh karena itu,
penulis artikel umumnya dilihat dari sudut pandang keilmuan merupakan
bidangnya.
Artikel populer jika ditinjau dari segi bahan ada dua, yaitu artiukel
populer yang merupakan tanggapan dari artikel yang sudah ada dan artikel
populer baru. Dengan demikian, langkah menulis kedua artikel tersebut tentunya
sangat berbeda.
Yang pertama, artikel yang menanggapi artikel tentulah berangkat dari
ketidaksetujuan atau “menggarisbawahi” terhadap artikel yang sudah dimuat di
media massa. Tujuan penulisan artikel jenis ini dengan demikian adalah upaya
meluruskan, melengkapi, atau bahkan membetulkan pandangan-pandangan yang sudah
dimuat di artikel sebelumnya serta dapat saja menegaskan (mendukung) dengan
cara melengkapi pandangan-pandangan yang sudah dimuat di media massa dengan
penulisan artikel baru.
Beberapa prinsip dan langkah yang harus kita lakukan, sebagaimana
dirumuskan adalah (1)identifikasi masalah (2) studi pustaka, (3) menyusun
kerangka artikel, (4) mengembangkan karangan. Pada tahap awal adalah
identifikasi masalah. Yang dimaksud adalah anda membaca artikel secara cermat
lalu mencatat bagian pandangan-pandangan yang mungkin tidak anda setujui atau
mungkin anda setujui namun kurang data pendukung. Langkah kedua adalah bagian
studi pustaka. Langkah yang kita lakukan adalah mencari referensi pokok
persoalan yang memancing untuk ditanggapi. Misalnya tentang artikel sertifikasi
guru.
Dalam artikel tersebut anda misalnya tidak setuju dengan argumen atau
pandangan penulisnya. Anda melakukan pengumpulan data dan teori sebagai bahan
argumentasi anda. Langkah menyusun kerangka artikel dimulai dengan judul
karangan. Pemilihan judul karangan sebaiknya memperhatikan segi “keterbacaan” (kemedol) yang disesuaikan dengan kaidah
selingkung media massa yang akan dituju. Kemudian judul tersebut diurai menjadi
sub-subtopik yang disesuaikan dengan persoalan pokok sehingga akan tampak jelas
pandangan yang berbeda antara artikel yang ditanggapi dengan artikel yang akan
ditulis. Dalam langkah pengembangan, yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan
argumen yang mendasari pandangan yang berbeda itu.
Jika penulisan artikel populer bermaksud menanggapi tulisan atau
artikel yang sudah terbit, menulis artikel baru sebagai langkah awal justru
melakukan studi pustaka. Melalui studi pustaka kita memperoleh berbagai
informasi. Melalui studi pustaka kita juga mendapatkan berbagai persoalan.
Langkah berikutnya adalah menentukan persoalan atau topik artikel. Dalam
penentuan topik, aspek yang harus diperhatikan adalah dukungan data atau
referensi teori. Langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan.
Penulisan artikel ini akan
ditulis dalam rangka tujuan apa? Apakah akan memberikan informasi,
memberikan pembelajaran, mempengaruhi pembaca? Pada langkah ini penulis juga menentukan media massa yang akan
dituju yang sesuai dengan misi media tersebut. Kaidah selingkung media, bahasa
media yang dapat digunakan
untuk sasaran pembaca apa dari golongan pembaca apa harus sudah diperhitungkan dengan cermat. Misalnya bahasa Kompas sangat berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam Suara Merdeka, Wawasan,dll.
Selanjutnya, kita
menulis draft karangan yang didasarkan pada sub-subtopik yang sudah kita susun
tersebut. Draft karangan disesuaikan dengan karakter tulisan, gaya tulisan,
kepaduan dan kecukupan, serta panjang artikel yang disesuaikan dengan media
yang akan dituju. Struktur artikel populer sama dengan karngan ilmiah, yaitu
terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Langkah terakhir adalah
mengembangkan draft tulisan menjadi artikel populer. Sebelum dikirim ke media sebaiknya dilakukan penyuntingan dengan memperhatikan argumentasi
sebagai penguatan, pilihan kata yang populer dan gampang dimengerti pembaca
sesuai dengan bahasa media yang dituju.
Sebagai penutup, dapat
disimpulkan bahwa menulis artikel populer merupakan ketrampilan proses yang
harus dilatih secara terus menerus. Bahan menulis artikel dapat didapat dari
aneka peristiwa sehingga membutuhkan berbagai informasi.
Informasi paling efektif adalah melalui pembacaan atau studi pustaka.
Melaluinya, kegiatan studi pustaka dapat diperoleh informasi sekaligus diperoleh referensi teori dan data pendukung. Data tersebut
nantinya dapat digunakan sebagai dasar argumentasi pandangan penulis.
Pustaka Rujukan
Suseno, Slamet.1997. Teknik
Penulisan Ilmiah Populer. Jakarta: Gramedia.
Paper ini pernah
dipaparkaan dalam pelatihan jurnalistik di gedung PWI Semarang tahun 2010.
Selmat pagi
ReplyDeleteSaya seorang guru di kab pati dan ingin mengirimkan artikel di harian blora??bgmn teknis pengirimannya??
Dan apk ada penyeleksiannya?
Terima kasih
Kirim saja ke redaksiharianblora@gmail.com
ReplyDeleteSelamat pagi.
ReplyDeleteSaya ingin mengirimkan artikel. Bagaimana cara nya? Trimaksih