Blora, Harianblora.com – Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Blora
mencapai 204 kasus. Data tersebut
sudah diriilis pada tahun 2014 kemarin. Kini banyak sekali ibu-ibu di Blora,
Grobogan dan sekitarnya takut melahirkan karena melihat data kematian bayi dan
ibu melahirkan relatif tinggi.
Untuk kematian bayi, tertinggi di Jawa Tengah tahun
2014 menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah adalah Kabupaten Grobogan sebanyak 406
kasus. “Sedangkan selanjutnya adalah Kabupaten Brebes 348 kasus, Kabupaten
Cilacap 284, Kabupaten Tegal 263, Kabupaten Banyumas 258 kasus, Kota Semarang
252, Kabupaten Pemalang 210, Kabupaten Kebumen 208, Kabupaten Blora 204 kasus
dan Banjarnegara 204 kasus,” ujar Kristina Candra, peneliti kesehatan Jawa
Tengah.
Ini yang tercatat, katanya, sebab banyak sekali kasus
kematian tidak tercatat. “Karena ada yang melahirkan di bidan, ada yang di
rumah sakit, dan ada pula yang di dukun bayi atau bahkan meninggal saat
perjalanan,” bebernya.
Saya yakin, ujar dia, jumlah yang tak terhitung di
Blora lumayan banyak. “Terutama di daerah-daerah pelosok, seperti Kradenan, Todanan
dan Randublatung,” ujarnya.
Candra yang juga pernah belajar di Akbid Annur Grobogan tersebut mengatakan, data itu sangat tinggi di Jawa Tengah dibandingkan sejak 2008. Sebab, kasus puncak kematian ibu dan bayi terjadi pada tahun 2014, dimana pada tahun ini terjadi 711 kasus atau 126,55 per seratus ribu angka kelahiran hidup. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak sejak tahun 2008.
Semoga tahun 2015 ini, kata dia, angka kematian ibu
atau bayi di Blora dan umumnya Jawa Tengah semakin sedikit. Angka kematian,
katanya, tak lain dari beberapa sebab. “Bisa karena kondisi fisik ibu, psikis,
dan tidak tertolong saat mau melahirkan,” ujarnya, Jumat (30/1/2015).
Sedangkan data lain tentang kematian ibu tertinggi
tahun 2014 di Jawa Tengah paling tinggi adalah Kabupaten Brebes sebanyak 73 kasus.
“Untuk Kabupaten Tegal 47 kasus, Kabupaten Grobogan 43 kasus, juga Kabupaten
Pemalang 40 kasus, Kabupaten Pekalongan 39 kasus, Kabupaten Cilacap 36 kasus, Kota
Semarang 33 kasus, Kabupaten Banyumas 33, Kabupaten Kudus 26 kasus dan
Kabupaten Batang 23 kasus,” jelas dia.
Untuk meminimalkan kematian bayi maupun ibu hamil, Candra menawarkan solusi agar para ibu hamil rajin melakukan senam hamil. "Di youtube sudah banyak video senam ibu hamil beserta petunjuknya, jadi kalau mau latihan sendiri juga bisa atau bisa mengikuti progam bidan desa," ujar dia.
Yang paling penting, katanya, usadakan para ibu hamil untuk rajin USG. "Kalau periksa, menurut saya yang paling ya di bidan juga di dokter spesialis kandungan. Sekarang kan ada BPJS, saya kira itu sangat membantu keuangan bagi yang kurang mampu," katanya.
Senam hamil, kata dia, itu sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janin. "Ya ini hanya salah satu cara, banyak cara yang laing. Prinsipnya yang penting mau berusaha, rajin konsultasi dan berobat serta berdoa pada Tuhan," jelas dia.
Perlu diketahui, kata dia, kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan itu sangat penting dari segalanya. "Kuncinya ada pada ibu itu sendiri, juga peran ayah dalam melayani, mendampingi dan membuat nyawan saat ibu hamil sampai melahirkan," pungkas dia. (Red-HB10/Foto: Kompas).
0 comments:
Post a Comment