Blora,
Harianblora.com – Orang yang baik adalah memiliki kemampuan instrospeksi diri. Merenung,
mengevaluasi, dan berusaha memperbaikinya. Semburan lumpur Nglobo Blora, Renungan
tahun 2014 untuk warga Blora bisa diawali dari hal terkecil. Tragedi semburan sumur di
Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora itu memang menjadi "catatan hitam" di Blora. Sampai Senin (29/12/2014), ada
kurang lebih 45 titik semburan. Apa yang terjadi? Apa hanya fenomena alam? Bukankah alam kalau marah, ia akan berekspresi dan menghajar manusia tanpa kompromi?
Apakah
itu pertanda buruk untuk Blora di tahun 2015 nanti? Mengapa munculnya tragedi
itu di akhir tahun 2014? Ada apa dengan itu semua?
Demikian
sekelumit renungan yang disampaikan Dian Marta Wijayanti, alumni SMA Negeri 1
Blora. Selaku guru dan pemerhati sosial, ia menganggap kejadian tersebut harus
menjadi bahan renungan warga Blora. “Saya membaca di beberapa berita tentang
semburan di Nglobo memang ironis. Dengan alasan ilmiah apa pun, hal itu tetap
menjadikan kita untuk memiliki kepekaan rohani untuk selalu merenungan apa yang
sudah diberikan Tuhan kepada masyarakat Blora,” ujarnya pada Harianblora.com,
Senin (29/12/2014).
Kalau
semburan, ujarnya, biasanya yang wajar itu hanya 1 titik. “La ini di Blora
mencapai 45 titik. Memang menakutkan, tapi juga kita tak boleh panik. Semoga tidak
terjadi apa-apa di Bloraku,” harap Direktur Smarta School tersebut.
Bencana di Bulan Desember 2014
Terpisah,
Ahwani Ad-dakhil Ketua Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara (Perantara)
Jawa Tengah, Senin (29/12/2014) mengatakan selama bulan Desember 2014 ini, Indonesia
sudah terjadi berbagai bencana. Hal itu meliputi tanah longsor Banjarnegara, kebakaran
pasar Klewer Solo, hilangnya pesawat Air Asia QZ8501, jebolnya tanggul lumpur Lapindo Sidoarjo, banjir di Bandung
juga semburan lumpur di Nglobo, Blora. “Kira-kira itu salah siapa? Jawabnya
adalah salah kita sendiri. Kita yang lalai, kita yang abai,” ujar Dia.
Tanah longsor, katanya, akibat
kurang bersahabat dengan lingkungan. Kebakaran pasar Klewer Solo akibat arus
listrik dan permainan neoliberal. Selanjutnya, hilangnya pesawat Air Asia, akibat
banyaknya yang berlibur dengan dalih akhir tahun, bukannya refleksi dan introspeksi
diri. Jebolnya tanggul Sidoarjo, akibat anggaran yang dikorupsi dan banjir di Bandung akibat abai terhadap saluran air. Juga semburan lumpur di Blora, itu
akibat kelalaian petugas penjaga saluran, atau memang pipanya yang jelek,
karena dananya dikorupsi. Hal itu juga menunjukkan kuranya antisipasi pihak pengeboran minyak, karena dengan dalih apa saja, semburan itu dampak dari pengeboran minyak. "Di Demak tidak ada lokasi pengeboran, nyatanya juga tidak ada semburan seperti di Nglobo," katanya.
Di negeri ini, sangat penting juga kearifan, kejujuran dan kebaikan pemimpin. Banyak saudara-saudara kita mengatakan, bencana di Indonesia ini adalah azab Tuhan karena Jokowi. “Ingat, bangsa ini minus pemimpin yang kharismatik, surplus pemimpin yang koruptif. Bangsa ini minus pemuda yang nasionalis, agamis, patriotis, surplus pemuda yang apatis, anarkis, dan amoralis. Bangsa ini minus kesadaran berbudaya, surplus pembangkangan terhadap budaya. Bangsa ini minus generasi pembangun, surplus generasi perusak. Bangsa ini minus jati diri, surplus tak tau diri,” jelas pemuda asal Lampung tersebut.
Di negeri ini, sangat penting juga kearifan, kejujuran dan kebaikan pemimpin. Banyak saudara-saudara kita mengatakan, bencana di Indonesia ini adalah azab Tuhan karena Jokowi. “Ingat, bangsa ini minus pemimpin yang kharismatik, surplus pemimpin yang koruptif. Bangsa ini minus pemuda yang nasionalis, agamis, patriotis, surplus pemuda yang apatis, anarkis, dan amoralis. Bangsa ini minus kesadaran berbudaya, surplus pembangkangan terhadap budaya. Bangsa ini minus generasi pembangun, surplus generasi perusak. Bangsa ini minus jati diri, surplus tak tau diri,” jelas pemuda asal Lampung tersebut.
Yang dibutuhkan menjelang akhir tahun 2014 ini, kata Ahwani, bukan mempersiapkan kembang api, bukan pula mencari hiburan. “Akhir tahun ini harus kita siapkan untuk membangkitkan jati diri, mengembangkan kesadaran diri, membangkitkan mawas diri, menumbuhkan kepedulian,” papar mantan Presiden Centre for Democracy and Islamic Studies (CDIS) Semarang itu.
Tahun depan akan penuh dengan tantangan, lanjut Dia, tahun depan akan penuh dengan ancaman
jika kita tidak mampu merubah tantangan menjadi peluang. “Ancaman menjadi kesempatan, maka tahun depan akan lebih terbelakang dari tahun ini,” tandasnya.
Maka dari itu, lanjutnya, sadar lah, bangkit lah, dan hidupkan lagi jati diri kita sebagai manusia Indonesia yang pancasilais, yang cinta gotong royong, yang peduli antar sesama, yang toleran terhadap perbedaan dan menjunjung tinggi budaya bangsa. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com/Foto: Harianblora.com/IBK).
Baca juga: Semburan Lumpur di Nglobo Blora Jadi Lapindo Mini.
0 comments:
Post a Comment