Oleh Dian Marta Wijayanti SPd
Alumni SMA Negeri 1 Blora, Ibu Rumah Tangga, Kini Tinggal di Semarang
Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif telah
menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan nutrisi terbaik sampai berusia 6
bulan. Selain itu, kebijakan tersebut juga mendukung hak ibu dalam memberikan
pelayanan eksklusif kepada anak.
Kewajiban ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan harus
mendapatkan dukungan bagi segenap pihak. Baik itu dari suami, rekan kerja,
masyarakat, maupun pemerintah. Oleh karena itu, perlu adanya ruang khusus bagi
ibu menyusui di berbagai tempat umum seperti terminal, stasiun, pusat
perbelanjaan, hotel, dan lainnya. Hal ini dikarenakan “menyusui” bukan sekadar
memberikan ASI kepada bayi, melainkan juga dibutuhkan ketenangan pikiran sang
ibu ketika proses tersebut.
Banyaknya perempuan Indonesia yang bekerja tentu menjadi pertimbangan
khusus akan pentingnya Pojok ASI. Lama masa cuti rata-rata adalah 1 bulan
sebelum dan 2 bulan sesudah melahirkan. Masa tersebut “sangat kurang” jika
dibandingkan dengan lama wajib ibu memberikan ASI eksklusif bagi bayi. Secara
tidak langsung hal ini “membatasi” peran ibu dalam melaksanakan kewajibannya.
Sehingga bagi ibu yang memiliki tugas “bekerja” selain sebagai istri dan ibu
tentu merasa kewalahan untuk menyeimbangkan tugasnya di rumah dan di tempat
kerja.
Pikiran Tenang
Untuk mendapatkan ASI berkualitas, ibu harus memperhatikan beberapa
hal, diantaranya adalah nutrisi makanan dan ketenangan pikiran. “Menyusui”
berarti memberikan nutrisi terbaik bagi kesehatan sang bayi. Jika nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh ibu kurang baik, tentu akan berpengaruh besar pada
kualitas ASI.
Namun, yang paling utama dan jarang diberhatikan ibu saat ini adalah masalah ketenangan pikiran. Banyak ibu telah memperhatikan bentuk makanan yang dikonsumsi hingga didukung dengan berbagai susu formula khusus ibu menyusui. Tapi, ibu itu tidak tenang pikirannya baik karena masalah pribadi atau masalah pekerjaan yang menjadi tanggungannya. Kondisi ini juga akan mempengaruhi kualitas ASI.
Namun, yang paling utama dan jarang diberhatikan ibu saat ini adalah masalah ketenangan pikiran. Banyak ibu telah memperhatikan bentuk makanan yang dikonsumsi hingga didukung dengan berbagai susu formula khusus ibu menyusui. Tapi, ibu itu tidak tenang pikirannya baik karena masalah pribadi atau masalah pekerjaan yang menjadi tanggungannya. Kondisi ini juga akan mempengaruhi kualitas ASI.
Untuk mendapatkan ketenangan tersebut ibu tidak dapat bekerja sendiri.
Ibu harus bekerja sama dengan ayah bayi agar beban pikiran ibu tidak ditanggung
sendiri. Kekhawatiran ibu harus diminimalkan. Salah satunya adalah memberi
kesempatan ibu untuk tetap menyusui di tempat kerja maupun di tempat umum
dengan memanfaatkan fasilitas Pojok ASI.
0 comments:
Post a Comment