Salah satu hutan jati di Kradenan. |
Kradenan, Harianblora.com – Pohon Jati Blora ternyata tercampur jenis jati Kabupaten Ngawi. Hal itu
diungkapkan Bambang Triyono, perangkat Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan,
Kabupaten Blora, Kamis (25/12/2014). Menurutnya, jenis jati di Blora terutama
di Kradenan sudah bercampur dengan jenis jati Ngawi. “Di sini kan dekat dengan
Ngawi, sangat wajar jika jenis jatinya bercampur,” paparnya.
Hal itu, menurut Kamituwo Desa Nglebak itu tidak hanya
diakui warga setempat, namun Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono. “Dulu, saat
Bupati Ngawi kunjungan ke sini, beliau malah kaget kalau di sini sudah wilayah
Blora, karena jenis jatinya saja jati Ngawi,” ujar Dia kepada Harianblora.com.
Banyak orang tidak paham jenis-jenis jati, apalagi di daerah
Blora yang berdekatan dengan wilayah kabupaten lain, tentu jenis jati juga
berbeda. Blora sebagai salah satu kebupaten di Jawa Tengah yang memiliki luas
1.820,59 km2, hutannya harus dijaga. Termasuk jenis jatinya, karena hampir
sebagian wilayah Blora adalah hutan. Ditambah lagi, jati Blora merupakah salah
satu jati berkualitas di Jawa bahkan di Indonesia.
Seperti diketahui, beberapa jenis jati yang sering ditanam
meliputi jati lengo atau jati malam. Ciri jati ini kayunya keras, halus jika
diaraba dan berat serta mengandung minyak, berwarna gelap, juga bergaris dan
berbercak.
Selanjutnya adalah jati werut, ia keras dan berombak. Jati
sungu lebih berwarna hitam hitam, berat dan padat. Kemudian jati doreng, jati
kembang, jati kapur dan sebagainya. Kayu jati dari Blora biasanya digunakan
untuk perlengkapan mebel dan alat-alat serta kebutuhan lain. (Red-HB10/Foto:
Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment