Nglebak, Harianblora.com - Pardan, Guru PNS terlama mendidik di Blora. Pardan merupakan
pensiunan guru PNS Blora yang bertempat tinggal di Dukuh Kalikangkung, Desa
Nglebak, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Ia mengawali dunia mendidik di SD
sejak tahun 1950 an. Akhirnya, sejak 1967 ia diangkat menjadi guru PNS bermodal
ijazah SMP.
"Saya dulu mendapat SK PNS sejak 1962 nan, karena saat
itu menjadi guru masih dinilai sedikit gajiannya. Karena tak ada yang mau
mendidik SD, akhirnya saya terpanggil mendidik di SD," ujarnya pada
Harianblora.com, Kamis (25/12/2014). Tahun 1962 saya dapat SK PNS, katanya, dan
tahun 2009 lalu saya mendapat SK Pensiun dengan golongan IVA. Pardan, nama
pendek namun menjadi tokoh masyarakat di Desa Nglebak.
Banyak keturunannya menjadi guru yang melanjutkan
perjuangannya. Pardan sebenarnya tidak asli kelahiran Blora, namun ia lahir di
Jakenan, Pati yang kemudian hijrah di Blora. "Waktu muda saya sering
melancong di berbagai tempat, hingga akhirnya nikah dan menetap di Desa Nglebak
ini," paparnya kepada Harianblora.com. Awalnya, ia ditempatkan di SD
Bladek, Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung. Kemudian, pada 1972 di SD
Kalikangkung yang kini menjadi SD Nglebak 1 Kecamatan Kradenan.
Mengajar zaman dulu sangat butuh perjuangan dan keikhlasan.
"Saya dulu kalau ngajar berangkat jam 4 pagi dan pulang jam 8 malam, itu
pun jalan kaki. Rapat di UPTD juga jalan kaki, ke mana-mana jalan kaki. Kalau
banjir lebih susah, apalagi lewat Bengawan Solo," ujarnya.
Jadi PNS Lewat Kursus
Guru Kilat (KGK)
Saya dulu, awalnya masih guru-gurunan, katanya, namun sejak
1 Juni 1967 ikut Kursus Guru Kilat (KGK) dengan golongan C1. "Dulu itu
awalnya saya golongan C1, dengan pangkat Djuru, kalau sekarang Pratama,"
tandasnya. Saya itu, menjadi guru 41 tahun 9 bulan. Jadi saya adalah guru PNS
terlama di Blora dari teman-teman saya karena hampir 42 tahun. Bahkan, setelah usai mendapat SK Pensiun, saya masih diminta ngajar di SD Nglebak, karena di sana kekurangan guru, rata-rata masih GTT. Namun karena kondisi fisik saya sudah tidak mampu mendidik lagi.
"Dikursus 3 bulan tentang Didaktik Metodik, jika lolos,
langsung dapat SK PNS," jelas Dia. Gajinya pun, katanya, 1967 masih 356
rupiah. Sedangkan sejak 1970 sudah 60 ribu. Selain rajin, sosok berjiwa guru
ini terlengkap administrasinya. Ia juga pernah mengikuti diklat kepegawaian di
Pati dari PNS semua bidang. Ia berhasil lolos meskipun bermodal ijazah SMP.
"Setiap mau naik golongan ada ujian dinas. Jadi, katanya, saya melewati
jalan panjang dari C2 sampai sekarang pensiunan menjadi golongan IVA. Meskipun
saya mendidik dan jadi guru SD terlama di Blora, ujarnya, karena bertugas
selama 41 tahun 9 bulan, pasalnya biasanya PNS bertugas itu hanya 38 tahun dan
ada yang kurang. "Tapi meskipun terlama, saya juga tak dapat penghargaan
apa-apa dari pemerintah maupun dinas pendidikan Blora, tapi saya bersyukur
sudah bisa mendidik terlama," jelas Dia.
Banyak anak didik saya menjadi sukses, katanya, ada yang
jadi Ketua UPTD, Ketua PGRI, Penilik, Pengawas, Kepala Sekolah, guru dan
sebagainya. "Saya itu paling rajin ikut kegiatan di berbagai tempat.
Selain ditunjuk kepala sekolah, pengawas dan UPTD, saya berprinsip jadi guru
itu wajib belajar dan rajin pelatihan. "Karena rajin ikut kegiatan,
sertifikat saya banyak, jadi angka kredit kenaikan pangkat golongan PNS saya ya
mudah," tukasnya. Pensiunan yang memiliki 3 anak perempuan ini sangat
aktif di berbagai diklat. Mulai dari Blora, Pati, Kudus, bahkan di Kabupaten
Ngawi Jawa Timur. Ia memberi inspirasi bagi kawula muda Blora, agar bisa
menjadi pemuda yang gigih, pekerja keras, sabar dan telaten. "Telaten itu
kunci menjadi orang bertahan, tidak hanya sukses," pungkas Dia. (Laporan
Khusus Redaksi Harianblora.com. Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment