Blora, Harianblora.com – Musim hujan datang, hati-hati penyakit Leptospirosis di Blora yang bisa menular lewat beberapa hewan,
seperti kucing, tikus, anjing dan sejenisnya. Penyakit ini sangat berbahaya,
apalagi masyarakat Blora belum semuanya tahu tentang penyakit ini. Untuk itu,
mari kita telisik dan bongkar lebih dalam apa itu penyakit Laptospirosis, cara
penularan dan cara mengatasinya.
Leptospirosis, namanya aneh dan jarang didengar telinga. Ya,
penyakit ini merupakan suatu penyakit yang timbul akibat bakteri Leptospira sp.
Penyakit ini visa menular dari hewan ke manusia, salah satunya lewat kucing,
maka warga Blora harus hati-hati dengan kucing. Selain menular dari hewan ke
manusia, penyakit ini juga bisa ditularkan dari manusia ke hewan atau sering
disebut zoonosis.
Penyakit Leptospirosis juga bisa disebut penyakit Weil,
Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam Pemotong tebu atau Cane-cutter
fever, Demam Canicola, Demam pesawah atau Ricefield Fever, Demam Lumpur,
Penyakit Stuttgart, Jaundis berdarah, penyakit kuning non-virus, penyakit air
merah pada anak sapi dan tifus anjing.
Cara Penularan
Leptospirosis bisa terjadi pada manusia yang ditularkan dari
hewan ke manusia. Pada hewan, biasanya bisa terjadi selama beberapa bulan,
namun pada manusia biasa terjadi dan hanya bertahan kurang lebih 2 bulan atau
60 hari.
Penyakit ini bisa ditularkan lewar air (water borne disease). Leptospirosis
mudah tertular melalui air kencing atau urin, ini menjadi sumber penularan yang
utama baik pada hewan maupun manusia. Leptospira sangat mudah bergerak dengan
cepat di dalam air, hal itu menjadi penentu utama yang bisa menginfeksi induk
semarang yang baru. Maka saat musim hujan seperti ini, sangat mudah Leptospirosis
menular baik pada hewan maupun manusia. Di daerah banyak air, dekat sungai atau
yang sedang dilanda banjir sangat rentan tertular penyakit Leptospirosis.
Berbeda dengan
di luar negeri, di Indonesia sendiri, penularan Leptospirosis rentan
terjadi lewat tikus pada saat banjir atau banyak air. Kondisi becek, banyak
genangan air, berlumpur, kotor, kumuh dan tidak kering memudahkan bakteri
Leptospira berkembang biak dan menular.
Jika air
kencing tikus, kucing dan anjing tercampur serta terbawa air banjir, kemudian
masuk ke dalam tubuh manusia, baik lewat permukaan kulit, luka kulit, atau
selaput mata dan hidung manusia, maka mudahlah penyakit Leptospirosis
menular. Hewan kesayangan atau yang sering
dipegang seperti kucing harus dijauhi saat musim hujan tiba karena mudah
menularkan bakteri Leptospira.
Menurut Widodo
Judarwanto (Agustus 2009) dalam bukunya berjudul “Leptospirosis pada Manusia”
menjelaskan penyebar utama penyakit ini adalah tikus. Pasalnya, tikus menjadi
penyalur utama bakteri Leptospira. Ia menjadi inang alami dan memiliki daya
reproduksi tinggi. Tak hanya tikus, di dalam buku tersebut juga menjelaskan
hewan-hewan lain yang menjadi penyalur Leptospirosis, yaitu kucing, domba,
sapi, kuda, babi, anjing dan sebagainya.
Penularan
dari manusia ke manusia jarang terjadi dan potensi menularnya tidak besar. Yang
sering terjadi justru penularan lewat hewan ke manusia. Biasanya yang paling
rentan adalah lewat tikus dan kucing ke manusia, apalagi dua hewan ini sangat
dekat dengan manusia.
Bagi Anda
yang bekerja sebagai petani yang sering bersentuhan dengan air, lumpur, juga
para pemulung, pegawai PDAM, atau pekerja pembersih selokan harus berhati-hati.
Pasalnya, bakteri Leptospira mudah menular pada diri Anda, pada umumnya
penularan tersebut melalui mulit dan tenggorakan manusia.
Obat dan Pencegahannya
Dalam buku
yang ditulis Eldredg, dkk, In Beth Adelman, Dog
owner’s Home Veterinary Handbook jenis penderita penyakit ini ada dua,
yaitu pada hewan dan manusia. Cara pencegahan dan obatnya pun sedikit berbeda.
Pertama, pada
hewan. Anda bisa memberi antibiotik berupa ciprofloksasin, doksisiklin, enrofloksasin,
atau kombinasi penisillin-streptomisin. Jika Anda bingung, tanyakan pada dokter
hewan. Anda juga bisa memberikan terapi yang suportif, dengan cara memberikan
antidiare, antimuntah dan infus.
Untuk mencegah
Leptospirosis pada hewan, bisa dilakukan dengan cara memberi vaksin Leptospira.
Menurut Dharmojono dalam buku Leptospirosis-Antthrax-Mulut
dan Kuku-Sapi Gila, Waspadailah Akibatnya! Menjelaskan Vaksin Leptospira untuk hewan
merupakan jenis vaksin inaktif dalam bentuk cari. Ia juga sekaligus menjadi
pelarut, karena secara umum, vaksin Leptospira dicampur dengan vaksin yang
lain, misalnya distemper-hepatitis dan sebagainya. Jika Anda bingung, tanyakan
pada dokter hewan terdekat atau klinik kesehatan terdekat.
Kedua, pada manusia. Jika Anda atau
keluarga terkena Leptospirosis yang ringan, Anda bisa mengobatinya dengan ampisillin,
amoksisillin atau antibiotik doksisiklin. Jika Leptospirosis pada diri Anda
sudah akut dan besar, bisa diobatai dengan jenis ampisillin, amoksisillin,
eritromisin dan penisillin G.
Leptospirosis sangat mudah tertular
lewat air, maka Anda bisa mencegahnya dengan cara menjauhkan makanan dan
minuman dari urin atau ari kencing semua hewan, tidak hanya kucing dan tikus. Apalagi
manusia sangat rawan dengan infeksi semua serovar Leptospira. Pola dan perilaku
hidup sehat juga menjauhkan diri Anda dari bakteri Leptospirosa.
Jika Anda memelihara hewan peliharaan
seperti kucing atau anjing, berhati-hatilah dengan mereka. Hendaknya, setelah
memegangnya, anda cuci tangan atau segera mandi jika Anda kotak fisik dengan
hewan-hewan tersebut.
Anda juga harus menjauhi, mewaspadai
dan jangan kontak fisik dengannya, karena ia menjadi pembawa alami dan pembawa
utama penyakit Leptospirosis. Sudah saatnya masyarakat Blora hidup sehat agar
tidak terkena Leptospirosis. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com/Foto:
Harianblora.com).
Pernah denger sih....tapi ga tau nama penyakit yang di tularkannya :D hehhehe
ReplyDeleteKlo untuk mencegah penularan seperti apa??
Thanks :)