Tamanrejo, Harianblora.com – Kalau
tak jelek, namanya buka jalan Kabupaten Blora. Demikian ungkapan Achmad Hasyim
(22), warga Godong, Grobogan yang pada hari Minggu (28/12/2014) berkunjung ke
Tamanrejo, Blora. “Buken menjelekka, faktanya memang demikian,” ujarnya pada
Harianblora.com.
Ia mengaku, berkunjung ke temannya di Blora untuk mengantarkan
sesuatu. “Saya orang Grobogan dan besar di Grobogan, namun jarang main ke
Blora. Ternyata kata temanku benar, kalau jalan Blora memang sering rusak,”
jelas mahasiswa UIN Walisongo Semarang iut pada Minggu (28/12/2014).
Jalan Blora yang memiliki komposisi
dan struktur tanah yang labil mengakitbatkan jalan raya mudah hancur. Apalagi banyak
mobil, truk-truk besar melewati jalan Blora, dipastikan jalan tersebut mudah
hancur. Ya, jalan Blora kalau dilewati
truk-truk besar ya mudah hancur. Hal itu tampak di berbagai lokasi, salah
satunya di sepanjang jalan
Menurut pantauan Harianblora.com,
Minggu (28/12/2014) sekitar pukul 14.38 Wib, banyak mobil truk gandeng melalui
sepanjang jalan raya di Tamanrejo, Blora. Tak heran, jalan yang baru diperbaiki
tersebut, saat ini mulai tampak sedikit lobang-lobang. Hal itu tak lain karena
saat ini musim hujan, sehingga aspal sekuat apa pun bisa mudah hancur, pecah,
ditambah lagi dengan truk-truk besar yang muatannya di luar batas.
Minimnya regulasi dari
pemerintah, membuat truk-truk besar tersebut bebas melalui jalur mana pun di
Blora. Salah satu penjual kopi di tepi jalan raya Tamanrejo mengatakan dulu
belum banyak truk-truk besar lewat di Blora. “Sejak Pati banjir beberapa tahun
lalu, banyak truk-truk, mobil dan kendaraan lainnya lewat sini untuk menuju
Semarang dan Jakarta. Akibat mereka tahu kalau lewat Blora bisa sampai
Semarang, mereka jadi terbiasa lewat sini,” paparnya kepada Harianblora.com,
Minggu (28/12/2014). Penjual kopi tersebut mengaku sering melayani para sopir
yang mampir di warungnya. Kalau truknya macet, ujar Dia, biasanya mampir di
sini sambil ngopi dan makan.
Setiap hari semalam, penjual kopi
tersebut mengaku hampir ratusan lebih truk besar, truk gandeng dan bus malam
yang lewat di depan warungnya. “Kalau malam malah banyak, suaranya kadang
mengganggu orang tidur, karena truknya ngeden
gak kuat bawa baran muatannya,” jelasnya.
Seharusnya, kata Dia, truk-truk besar
tersebut ya lewat jalur Pantura, ya mulai Rembang sampai Semarang. “Kalau truk
dari Bojonegoro, Ngawi, ya seharusnya lewat Pantura, bukan lewat jalan Blora,” pungkasnya. (Red-HB19/Foto:
Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment