Semarang, Harianblora.com – Jadikan Blora lumbung pangan, bukan lumbung semen. Demikian salah
satu tulisan tuntukan pengunjuka rasa yang digelar di depan Kantor Gubernur
Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, tak lama ini. Mereka terdiri dari ratusan
orang yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari Kabupaten Blora, Rembang,
Pati dan beberapa daerah lain yang menggelar demosnstrasi menuntut pencabutan izin
pabrik Semen Indonesia di Rembang.
Dampak pendirian pabrik semen tersebut, menurut
salah satu pendemo tidak hanya di Rembang, namun akan merembet di Blora, Pati
dan sekitarnya. Pada bulan Maret 1998, Dinas Pertambangan Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah meneliti kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan
yang memiliki fungsi penyimpan cadangan air.
Berbagai gerakan nyata masyarakat telah dilakukan
untuk menghentikan pendirian pabrik semen tersebut. Masyarakat peduli bahwa penyelamatan
lingkungan dari ancaman pendirian pabrik semen sangat penting.
Atribut lain juga bertuliskan penolakan pembangunan
pabrik semen, meliputi Lawan Pabrik Semen Indonesia, Save Rembang, Tambang di
Wilayah Cekungan Air Tanah dan sebagainya.
Para pendemo yang didominasi kaum hawa tersebut
juga membawa spanduk, atribut demonstrasi yanhg bertuliskan penolakan pendirian
pabrik semen di Desa Watu Putih, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Para pendemo tersebut rata-rata perempuan, ibu-ibu
yang meminta Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah untuk mencabut izin pendirian
pabrik semen di Rembang. Demonstrasi yang digelar di Jalan Pahlawan Semarang
tersebut juga meminta Ganjar Pranowo untuk tidak memberi izin pendirian pabrik
semen di daerah lain selain di Rembang.
Salah satu orator, Gunarti, mengatakan Gubernur
Jawa Tengah lupa akan pentingnya alam. “Gubernur mungkin sedang lupa betapa
pentingnya alam. Jangan diganggu dengan pendirian pabrik semen,” kata Dia.
(Red-HB23/Foto: TJ).
0 comments:
Post a Comment