Oleh Giat Anshorrahman
Penulis adalah Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam, Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak
Jika seorang guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, maka saya lebih
asik mengatakan ia pahlawan tak berjejak. 17 Desember 1969 awal pertama ia
merasakan bumi tempat dimana berkumpulnya mahkluk hidup (manusia, tumbuhan,
& hewan) ciptaan yang maha kuasa.
Kini 17 Desember 2014 umurnya bertambah setingkat yaitu berusia 45
tahun. dimana Usia segini, manusia tak lagi dikatakan muda. terlihat dengan
warna rambutnya, raut kulitnya wajahnya yang tak lagi terlihat terik. Walaupun
begitu aku mengakui walaupun usinya sudah dikatakan tua, tapi jiwanya tetap
terlihat muda dengan penuh kesemangatan dalam melakukan kegiatan wajibnya
sebagai seorang ayah.
Kilas balik masa kecilku yang masih terasa saat ini dimana dongeng dan
nyayian selalu terdengar menjelang tidur. Sholawat nabi dan dongeng nyata yang
isi ceritanya diperankan oleh kakekku sendiri mampu menghipnotis mataku
tertutup dan terlelap tidur.
Hebatnya ia mendidik anak-anaknya dengan konsepan yang sangat baik,
kisah-kisah dan pelajaran kehidupan selalu diawali dengan hal kecil dan menuju
hal yang besar. Ia selalu memberi kisah kehidupan inspiratif dari pemeran yang
benar-benar nyata dalam lingkungan sosial terdekat. Sehingga ia jauh hebat dari
motivator terkenal seperti ary ginanjar, mario teguh, dll.
Setiap Usiaku beranjak pertahap maka, pertahap juga pesannya ia
sampaikan dalam proses kehidupan yang harus aku lalui, mungkin ini akan
berlanjut hingga ajal memisahkan.
Tokoh inspiratif bagi kehidupanku, merupakan dari ayahku itu sendiri.
Terimakasih Ayah apa yang selama ini kau berikan padaku. Seorang anak sepertiku
hanya bisa memberi doa dan meyadari dengan bertambahnya usiamu.
Doa Kami Di Nadimu Dari Anakmu
0 comments:
Post a Comment