Salah satu lokasi warnet di Blora. |
Blora, Harianblora.com – Aduh, warnet di Blora kebanyakan dijadikan
tempat mesum kilat. Demikian kesan yang timbul saat Harian Blora
membuktikannya sendiri di beberapa warnet di Kabupaten Blora. Hal itu tidak sekadar isu, namun menjadi fakta menarik yang harus dikaji dan dicari solusinya.
Warung Internet atau akrab disebut
warnet sudah menjadi makanan sehari-hari para pemuda, tak terkecuali di
Kabupaten Blora. Selain berselancar di dunia maya, game online, mencari data,
berita, para pemuda biasannya memafaatkan warnet untuk facebookan, twitteran
atau sekadar googling saja.
Namun ironisnya, fungsi warnet di Blora sekarang mengalami
pergeseran, salah satunya menjadi tempat para pengguna untuk melakukan mesum
singkat atau seks kilat. Mereka hanya bermodal 3 ribu perjam, bisa melakukan
mesum sepuasnya.
Berikut liputan Harian Blora di
beberapa warnet di Blora.
Modusnya, mereka datang 2 orang,
yaitu pasangan muda cowok dan cewek, kemudian masuk ke 1 komputer, 2 orang. “Biasanya
yang sering datang ke sini para pelajar SMP dan SMA, cowok cewek,” tutur salah
satu penjaga warnet di Blora, yang tak menyebutkan namanya, pada Selasa
(30/12/2014).
Ia mengaku, biasanya mereka datang
dua orang, kemudian meminta penjaga untuk masuk ke komputer yang kosong. “Saya cuma
jaga, yang penting setoran sama bos lancar, sudah tidak ada masalah. Mereka mau
mesum atau tidak, bukan urusan saya,” ujar Dia.
Saat Harian Blora ke warnet tersebut, tampak beberapa sejoli
sedang asyik merangkul pacarnya. Pemandangan tak elok tidak hanya di satu
warnet di Blora, namun di berbagai tempat ternyata juga demikian. Apalagi,
rata-rata per warnet memasang bilik, penutup atau semacam korden tiap satu komputer.
Hal itu menjadikan para pemuda yang membawa pacarnya semakin berani melakukan
mesum kilat.
“Saya sering menjumpai mereka yang ciuman bahkan tak senonoh
melebihi batas, saat ketahuan, mereka hanya diam dan kaget. Karena aku perempuan,
ya tak berani memarahi. Hanya tak tegur ketika mereka membayar di operator,”
ujar cewek penjaga warnet di Blora yang tak jauh dari pusat kota tersebut.
Minimnya tindakan tegas dari pihak operator atau penjaga warnet,
juga menjadikan mereka semakin berani melakukan seks kilat. Apalagi, kondisi
warnet rata-rata dibunyikan musik, sehingga ketika mereka mesum tidak terdengar
suaranya.
Modus Seks Kilat
Menanggapi hal itu, pakar IT dari Udinus Semarang, Mafatikhul
Habibi, mengatakan sebenarnya seks kilat di warnet tidak hanya di Blora, namun
hampir setiap tempat demikian. “Kalau warnet mesum, ya tidak hanya di Blora. Di
Semarang, Kudus, Demak, Grobogan, Kendal, tiap kota atau kabupaten yang ada
warnetnya ya dipastikan ada pengguna warnet yang mesum,” katanya saat dihubungi
Harianblora.com, Rabu (31/12/2014).
Selaku pelaku media IT, Habibi mengamati, adanya warnet mesum
bukan hal yang luput, namun justru disetting pemilik warnet agar bisa dijadikan
mesum. “Kalau di Semarang itu banyak warnet yang memang dikasih kamar kecil
untuk tempat komputer, juga dikasih pintu dari kayu, bilik, juga korden. Jadi kalau
mereka melakukan seks kilat akan aman,” tutur pria asal Tegal tersebut.
Habibi menilai, jika warnet terbuka, akan sangat tidak laku. Pasalnya,
pemuda yang statusnya pelajar atau mahasiswa saat ini lebih nyaman dengan
warnet yang agak tertutup. Kalau warnet terbuka, katanya, biasanya mereka hanya
sampai setengah jam dan paling banyak satu jam. “Tapi kalau tertutup rapi, ya
pengguna warnet tentu berjam-jam tetap betah lah. Jika lama, otomatis bayarnya
juga semakin mahal,” jelasnya. Hal itu sudah menjadi rahasia umum. Hampir semua
warnet, melakukan modus seperti itu, meskipun tidak semua warnet demikian.
Solusi
Sebagai pelaku di dunia IT, Habibi yang juga mantan Wakil
Presiden BEM Udinus tersebut, memberi solusi untuk setiap warnet agar memasang
CCTV. “Setidaknya dengan adanya CCTV, semua warnet akan transparan, terbuka dan
bebas mesum,” tukasnya.
Selanjutnya, Habibi juga mengatakan kalau ingin bebas dari mesum
ya tentu komputer harus ditaruh di luar. “Bukan tertutup dan ada pintu
kordennya,” papar Dia.
Di sisi lain, petugas warnet juga harus tegas. Artinya, ia harus
berani menegur bahkan melarang keras siapa saja yang mesum atau ketahuan mesum
saat di warnet.
“Solusi lain, operator juga harus selektif, tiap ada pasangan cowok-cewek,
yang meminta 1 komputer harus dilarang. Karena mesum itu terjadi bukan karena
niat, tapi karena ada kesempatan,” terang Habibi.
Pengguna dari kalangan anak-anak SD juga harus diseleksi penjaga
warnet. “Kalau masih jam sekolah atau masih berseragam, maka operator harus
melarang mereka di warnet,” jelasnya. Warnet juga harus mendidik, katanya,
jangan hanya orientasi uang belaka.
Pihak kepolisian, katanya, sekali-kali juga perlu menswepping
warnet-warnet. “Dengan adanya sidak atau sweeping warnet, hal itu akan memutus
mata rantai seks kilat di warnet,” pungkasnya. (Laporan Khusus
Harianblora.com/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment